Pages

Tuesday, January 4, 2011

Mau Tau Sehat Tidaknya Pria, Maka Lihatlah Penisnya

Untuk sekedar tahu gambaran kondisi umum tentang kesehatannya, seorang pria tidak butuh termometer dan stetoskop. Cukup lihat kemampuan ereksi pada penisnya, sebab pada pria kemampuan tersebut sudah mewakili kondisi kesehatan secara umum.

Mendeteksi kesehatan pria bisa dengan cara melihat seberapa bagus alat kelaminnya berfungsi dengan normal

Untuk dapat ereksi dengan sempurna, penis membutuhkan elastisitas pembuluh darah dan ritme jantung yang stabil untuk memompa darah ke bagian tersebut. Pengerasan arteri dan penyumbatan oleh plak dapat menyebabkan disfungsi ereksi.
Pengerasan dan penyumbatan pembuluh darah merupakan risiko berbagai gangguan jantung dan pembuluh darah. Karena itu, gangguan ereksi pada pria patut diwaspadai sebagai tanda-tanda adanya faktor risiko tersebut.

Sebuah penelitian di University of Bristol, Inggris pernah mengungkap bahwa pria yang lebih aktif secara seksual punya risiko lebih kecil untuk mengalami serangan jantung. Dengan tiga kali orgasme tiap pekan maka risiko serangan jantung berkurang 50 persen dibandingkan yang lebih jarang berhubungan seks.

Penelitian lain juga dilakukan di University of Brussel, Belgia terhadap pria berusia 50-55 tahun. Pria yang hanya bercinta sekali dalam sebulan punya risiko serangan jantung 70 persen lebih tinggi dibandingkan yang lebih sering. Setelah keluar dari rumah sakit, makin sering berhubungan seks makin cepat masa pemulihannya.

“Disfungsi ereksi sering muncul sebelum serangan jantung terjadi. Seperti burung kenari di tambang batubara, ereksi bisa memberi tanda akan datangnya bahaya besar bagi pria,” ungkap pakar kesehatan dari Foxnews Health, Dr David Samadi. Hubungannya juga berlaku sebaliknya, untuk dapat berhubungan seks secara teratur pria butuh kebugaran fisik dan mental. Hanya pria sehat yang mampu mempertahankan ereksi dan melakukan hubungan seks seaktif mungkin dengan pasangannya.

Selain itu, ereksi juga butuh koordinasi saraf yang solid dan pelepasan senyawa nitrogen oksida yang berkelanjutan. Kekurangan hormon testosteron dan kelebihan berat badan seringkali menghambat mekanisme tersebut. Kelebihan berat badan dan ketidakseimbangan hormon menandakan adanya risiko gangguan sistem metabolisme. Dan seperti telah diketahui, salah satu komplikasi diabetes yang paling ditakuti pria adalah disfungsi ereksi.

(Sumber)