Pages

Tuesday, May 29, 2012

5 Film Horor masa lalu terseram

5 Film Horor Indonesia Terseram Jaman Dulu
 
 1. Pengabdi Setan
 
Pengabdi Setan (Internasional: Satan’s Slave) adalah sebuah film horor tahun 1980 dari Indonesia yang disutradarai oleh Sisworo Gautama Putra. Film ini sangat terkenal pada masanya bahkan sampai di dunia internasional, dirilis dalam berbagai format seperti VHS dan kemudian DVD di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang.

Bercerita tentang Sebuah keluarga kaya yang jauh dari agama mendapat musibah ketika sang Ibu wafat. Sang Ibu meninggalkan seorang ayah bernama Hendarto yang hanya peduli kehidupan bisnis, serta satu putra yang pendiam bernama Tomi dan putri bernama Rita yang kecanduan pesta, bersama mereka ada satu pembantu bernama Pak Karto (HIM Damsyik) yang taat agama dan sudah sakit-sakitan. Pada malam pertama setelah kematian sang Ibu, Tomi menjumpai Ibunya kendati tidak berbincang. Keesokan harinya, dari saran temannya Tomi menyambangi seorang peramal yang berkata bahwa seluruh keluarganya terancam bahaya yang sangat besar dan akan menewaskan mereka semua. Lalu sang peramal menyarankannya untuk memperkuat diri dengan
ilmu hitam.
 
2. Malam Satu Suro
 
Malam Satu Suro adalah film horor Indonesia tahun 1988 yang disutradarai oleh Sisworo Gautama Putra dan dibintangi olehSuzanna dan Fendy Pradana. Film ini dikenal dengan alur ceritanya yang unik karena tidak mengetengahkan sang hantu sundel bolong sebagai tokoh antagonis seperti umumnya di perfilman nusantara kala itu, namun sebagai tokoh utama / protagonis. Film ini didistribusikan oleh Soraya Intercine Films.

Di awal film, di tengah sebuah hutan, arwah seorang wanita yang gentayangan berwujud sundel bolong dibangkitkan dari kuburannya oleh Ki Rengga, seorang dukun Jawa sakti untuk dijadikan anak angkatnya. Dukun Jawa itu berkata: “Suketi, manuta nduk, kowé arep takdadikké anak angkatku.” (“Suketi, menurutlah nak, engkau akan kujadikan anak angkatku”). Dia kemudian menancapkan paku keramat ke kepala Suketi (Suzanna), arwah penasaran tersebut, merapal mantera kuna berbahasa Jawa dan sundel bolong itu pun menjadi manusia kembali. Suatu hari dua orang pemuda dari Jakarta sedang berburu kelinci di hutan tersebut. Bardo Ardiyanto (Fendi Pradana), sang pemburu tersebut, bersama temannya Hari, nyaris membunuh buruannya, namun dihalangi oleh seorang wanita cantik, dia pun penasaran akan wanita tersebut dan akhirnya bertemu dengan Suketi. Bardo dan Suketi langsung saling jatuh cinta dan Bardo berniat melamar Suketi. Awalnya lamarannya ditolak oleh Ki Rengga, ayah angkat Suketi, namun akhirnya disetujui setelah permohonan Bardo yang tulus dan dorongan Suketi ke orang tua angkatnya. Bardo mengikuti syarat Ki Rengga, bahwa pernikahan harus diadakan pada “Malam satu Suro” (Tanggal 1 Sura, tahun baru dalam penanggalan Jawa) di tengah Alas Roban (“Hutan Roban”) tanpa dihadiri siapa pun kecuali sang dukun Jawa dan pasangan pengantin tersebut dalam sebuah adegan ritual mistik Jawa kuno yang diiringi tari-tarian peri.

Beberapa tahun kemudian Suketi dan Bardo hidup berkeluarga dengan bahagia di Jakarta dengan kedua anak mereka, Rio dan Preti. Keluarga mereka juga menjadi kaya raya karena konon bila menikahi Sundel bolong maka seseorang akan menjadi kaya raya. Suatu hari Joni, seorang pengusaha licik menawarkan perjanjian bisnis di kantor Bardo, namun ditolak karena taktiknya yang kotor. Joni menyimpan dendam dan berniat menjatuhkan Bardo. Joni datang ke Mak Talo, seorang dukun lain, dan mengetahui bahwa istri bardo dulunya adalah Sundel Bolong. Mak Talo dan Joni mendatangi rumah Bardo dan mencabut paku yang menancap di kepala Suketi, sehingga Suketi berubah menjadi Sundel Bolong kembali. Malamnya Bardo yang kebingungan menemui mertuanya di Alas Roban dan mengetahui latar belakang Suketi yang sesungguhnya. Suketi dulunya adalah seorang wanita muda yang mati bunuh diri setelah diperkosa dan hamil, arwahnya tidak beristirahat dengan tenang dan menjelma menjadi hantu Sundel Bolong yang penuh dendam. Setelah membalas dendam, dia kemudian dibangkitkan kembali oleh Ki Rengga untuk menjadi anak angkatnya.
 
3.Lukisan Berlumur Darah
Dua penjahat merampok rumah Diarsi (Yurike Prastica). Suaminya dibunuh. Pembantunya, Yunan (Piet Pagau) terluka, tapi Diarsi berhasil membunuh dua perampok itu dan entah kenapa tak lapor polisi dan memilih menguburkan mayatnya diam-diam di bawah pohon beringin depan rumah dan kamar mandinya. Agus (Dharma Harun), guru SMA dan istrinya, Hanna (Tiara Jaquelina) membeli rumah tua terbengkalai yang agaknya ditinggalkan pemiliknya dari seorang makelar. Malam hari beringin di depan rumah itu tercerabut dan tampak tulang belulang manusia. Polisi mencari pemilik rumah sebelumnya yang tak diketahui tempat tinggalnya lagi. Hanna jatuh cinta pada lukisan wanita yang rusak pada saat peristiwa perampokan, dan memperbaikinya. Hanna jadi sering mimpi seperti melihat peristiwa yang terjadi di rumah itu. Agus juga sering diganggu mimpi tapi kemudian hilang berkat dia bersembahyang sesuai petunjuk ulama. Hanna yang tak bersembahyang sering kerasukan roh Diarsi, yang dalam mimpi Hanna ketahuan dibunuh oleh Yunan. Tampaknya Yunan dan Diarsi lalu berumahtangga. Roh Diarsi ini ingin membalas dendam. Maka sekali waktu Hanna tanpa sadar membunuh murid Agus. Luka di dada murid itu membuat Agus kaget, karena tepat seperti dalam mimpinya.
 
4. Dendam Jumat Kliwon
 
Sepasang suami-istri (Arthur Tobing, Joice Erna) dibunuh perampok yang menjarah rumah mereka. Suami-istri tadi jadi hantu yang mengganggu para perampok dan keluarganya. Mula-mula ayah dan mertua perampok dibunuh. Lalu para perampok yang merupakan anak dan menantu ayah yang terbunuh tadi. Semua peristiwa selalu di malam Jumat Kliwon. Dengan bantuan Brata (Syamsuri Kaempuan), seorang pandai, kedua muridnya dan petunjuk gurunya (BZ Kadaryono), teror ini bisa diatasi.
 
5. Sundel Bolong
  
Sundel Bolong adalah film horor dewasa tahun 1981 dari Indonesia yang disutradarai oleh maestro film Sisworo Gautama Putra dan diperankan oleh Suzanna dan Barry Prima. Film ini adalah film pertama yang diangkat berdasarkan mitos / legenda rakyat sundel bolongdan dianggap sebagai film yang telah memopulerkan mitos tersebut. Dengan semboyan film “Cantik… menggairahkan… tak kenal ampun!”, film ini didistribusikan oleh Rapi Films.

Film horor ini adalah film bertemakan sundel bolong yang pertama dalam serial film sundel bolong yang disutradarai Sisworo Gautama Putra yang sebelumnya telah dikenal luas kepiawaiannya dengan filmnya Primitif (1978) dan Pengabdi Setan (1980) yang terkenal secara internasional.

Bercerita tentang Alisa (Suzanna) adalah seorang mantan pekerja seks di bawah seorang “Mami” (germo). Hidupnya berubah total setelah dinikahi oleh Hendarto (Barry Prima). Suatu hari seorang pengusaha butik bernama Rudi mengajak Alisa bekerja di toko butiknya. Alisa diminta memperagakan pakaian-pakaian yang ada di butik Rudi. Melihat kecantikan Alisa, Rudi tergoda, namun Alisa menolak dengan halus. Kejadian itu membuat Rudi marah dan merancanakan niat jahat. Alisa diculik oleh orang suruhan Rudi kemudian dibawa ke sebuah bangunan tua dan akhirnya diperkosa. Dengan perasaan hancur Alisa dapat kembali ke rumahnya. Setiap hari Alisa merenungi nasibnya. Bi Ijah pun maklum atas apa yang dialami Alisa. Alisa meminta pendapat dokter mengenai tindakan yang harus dijalaninya. Dokter memberikan saran baik buruknya mengenai dilakukannya pengguguran kandungan. Alisa mendapat kabar dari suaminya yan akan pulang. Alisa bingung menghadapi masalahnya. Alisa merasa berdosa dan karena putus asa akhirnya Alisa bunuh diri di kamar mandi.

Sejak itu arwah Alisa gentayangan dalam wujud sundel bolong dan ingin membalas dendam kepada orang-orang yang telah merusak kehidupannya. Satu persatu orang suruhan Rudi yang merusak kehidupan Alisa menemui ajalnya dengan keji namun misterius.Sundel Bolong adalah film horor dewasa tahun 1981 dari Indonesia yang disutradarai oleh maestro film Sisworo Gautama Putra dan diperankan oleh Suzanna dan Barry Prima. Film ini adalah film pertama yang diangkat berdasarkan mitos / legenda rakyat sundel bolongdan dianggap sebagai film yang telah memopulerkan mitos tersebut. Dengan semboyan film “Cantik… menggairahkan… tak kenal ampun!”, film ini didistribusikan oleh Rapi Films.

Film horor ini adalah film bertemakan sundel bolong yang pertama dalam serial film sundel bolong yang disutradarai Sisworo Gautama Putra yang sebelumnya telah dikenal luas kepiawaiannya dengan filmnya Primitif (1978) dan Pengabdi Setan (1980) yang terkenal secara internasional.

Bercerita tentang Alisa (Suzanna) adalah seorang mantan pekerja seks di bawah seorang “Mami” (germo). Hidupnya berubah total setelah dinikahi oleh Hendarto (Barry Prima). Suatu hari seorang pengusaha butik bernama Rudi mengajak Alisa bekerja di toko butiknya. Alisa diminta memperagakan pakaian-pakaian yang ada di butik Rudi. Melihat kecantikan Alisa, Rudi tergoda, namun Alisa menolak dengan halus. Kejadian itu membuat Rudi marah dan merancanakan niat jahat. Alisa diculik oleh orang suruhan Rudi kemudian dibawa ke sebuah bangunan tua dan akhirnya diperkosa. Dengan perasaan hancur Alisa dapat kembali ke rumahnya. Setiap hari Alisa merenungi nasibnya. Bi Ijah pun maklum atas apa yang dialami Alisa. Alisa meminta pendapat dokter mengenai tindakan yang harus dijalaninya. Dokter memberikan saran baik buruknya mengenai dilakukannya pengguguran kandungan. Alisa mendapat kabar dari suaminya yan akan pulang. Alisa bingung menghadapi masalahnya. Alisa merasa berdosa dan karena putus asa akhirnya Alisa bunuh diri di kamar mandi.

Sejak itu arwah Alisa gentayangan dalam wujud sundel bolong dan ingin membalas dendam kepada orang-orang yang telah merusak kehidupannya. Satu persatu orang suruhan Rudi yang merusak kehidupan Alisa menemui ajalnya dengan keji namun misterius.